Luka
Apabila dingin malam mulai menusuk ringkih tubuh
Kerikil- kerikil tajam seolah menanti menyayat telapak kaki
mungilmu
Aku nantikan dirimu di ujung jalan sebagai bayang- bayang
Ku sertakan senyum pelipur untuk lelahmu…
Bulan masih penuh dan pucat
Kabut tipis membeku rindu yang tak kunjung pudar
Genangan-genangan cerita lama berserakan di tepian
Berisik mereka menagih untuk disambang
Telah mereka sediakan kopi dan sebungkus rokok
Menemani jumpa yang masih rencana
Sampai lupa
Kaki mungilmu masih menetes darah…
Bekasi, 23 September 2024
Asu Gunung
Komentar
Posting Komentar