setelah sudah menapaki jejak
ada hela desah yang panjang
ada hirup yang tak pernah ingin putus
Embun di pucuk cantigi
sekali lagi mengeja namamu
yang mulai kabur dibasuh peluh-peluh
dalam dingin perjalanan yang sunyi
Aku mulai membacakan tulisan- tulisan Neruda
membisikan kalimat- kalimat Rumi
menemani tapak langkah jariku
menyerat alinea atas namamu
Sampai sore terakhir kita bersama
melacak jejak- jejak ranting cemara
dan riuh kita baca puisi- puisi itu
Lawu...
Lawu...
Sekali lagi aku ingin kembali
Menapak lagi tanah basahmu setelah gerimis sore hari
Embun di pucuk cantigi
sekali lagi mengeja namamu
yang mulai kabur dibasuh peluh-peluh
dalam dingin perjalanan yang sunyi
Dalam sudut kemarau di hati ini
embun- embun dari pucuk cantigi yang merah
menetes membawa rasa lega yang basah
Aku tak pernah usai
menyerat namamu pada tanah kering kerinduan
walau tahu, debu menguburnya segera sebelum aku tahu...
Bekasi, 24 November 2025
Asu Gunung