Matahari Mati Hari
Nafasku ringan berhembus silih ganti
aku larik memanjang kisah yang lalu
aku dibuai kenangan yang meronta di pengasingan
kamu berbisik pelan dan semakin pelan
perlahan meniada kata...
Sebutan namamu menjelma anamnese
aku ingat dirimu dalam separuh tantra
sebelum menjelma doa- mantra
Matahari memerah dan anggun
sekilas delima menggantung di awang- awang
ranum dan mempesona
cahaya layu menghangatkan sudut hati yang redup
sinar merahnya mewarnai hati yang pucat
Kamu kini menjadi delima yang ranum
yang menghias diawang- awang kenanganmu
matahari terakhir terlelap di hari yang paling ujung
Aku selipkan doa di larik- larik ingatanku
agar namamu tak terhapus waktu
agar kelak kita kembali bersama memaki hari- hari
yang tak pernah sampai akhir kita nikmati
Aku tandaskan kopi cangkir terakhir
aku pecahkan di matinya hari ini...
Kranji, 11 April 2022
Asu Gunung
Komentar
Posting Komentar