Luka Sepasang Tangan Yang Mungil

 Ibuku, ibu bumi

Ayahanda angkasa

Tapi hidupku bukan milikku

Hanya aku sewa dengan sekuat daya

Aku bayarkan dengan darah, setetes sehari

Kadang pula dua- tiga

Tapi hidupku tak pernah menjadi milikku

 

Ibuku, ibu bumi

Ayahanda angkasa

Tapi bahagiaku bukanlah milikku

Hanya aku pinjam sesaat, sejenak saja

Sebelum bahagiaku diukur dan dipaksa menjadi linear

Dan perlahan tersisih menepi

 

Di muka, tangan- tangan kecil- mungil melambai- lambai

Dan suara- suara serak proletar bergemuruh riuh

Melihat petani mati kelaparan di sawahnya

Ketika tikus berpesta dengan beras- beras impor di gudang- gudang Bulog

Sedangkan yang dipunya secuil lapar…

Tuan, aku pula menggadai tawa

Silakan tukar dengan

Sesuap kata- kata

 

Luka sepasang tangan yang mungil

Mengorek perut tong sampah

Memindahkan isinya ke perutnya sendiri…

Luka sepasang tangan mungil

Menjawab doa- doa petani

Yang sawahnya hanya untuk fotografi

Bukan biografi…

 

Kranji, 3 Mei 2021

Asu Gunung

 

Komentar

Postingan Populer